JAKARTA, OKSIBIL.ID – Yayasan Suara Timur Indonesia meminta Pemerintah Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) untuk menyikapi secara serius kasus siswa keracunan akibat program makan bergizi gratis yang terjadi di SMP Negeri Tepa Kecamatan Babar Barat.
“Kami desak dinas terkait untuk turun langsung dan mengecek pelaksanaan program MBG yang berlangsung disana. Dicek seluruh peralatan masak, maupun menu yang disajikan agar bisa memastikan kelangsungan program tersebut bisa berjalan baik untuk pelajar disana”, ungkap Sekretaris Yayasan Suara Timur Indonesia, Freni Lutruntuhluy, S.Pd di Jakarta pada jumat (12/09/2025.

Menurutnya, kasus siswa keracunan itu menjadi viral di sosial media di Maluku Barat daya dan menjadi perbincangan yang sangat serius di sosial media. Karena itu, kasus ini segera diselesaikan dan memberi keterangan yang jelas agar tidak berdampak di pulau yang lain di Maluku Barat Daya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Dirinya menegaskan, kasus-kasus MBG ini banyak terjadi di daerah lain mestinya menjadi Pelajaran untuk lebih hati-hati, namun sepertinya banyak kejadian itu tidak dipelajari untuk lebih hati-hati akibatnya saat ini kasusnya terjadi lagi.
“Harusnya pelaksanaan MBG itu belajar dari banyak kasus siswa keracunan, sehingga lebih hati-hati. Namun, dengan kasus ini menunjukan bahwa pelaksana bisa lalai dalam mengontrol bahan untuk keperluan MBG”, ungkapnya.
Freni Lutruntuhluy selaku Sekretaris Suara Timur Indonesia saat diwawancarai media di Jakarta menegaskan, Pemda MBD dan Dinas teknis harus segera dievaluasi agar mereka lebih ketat dalam menjalankan program Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka tersebut.

Selain itu, dirinya meminta DPRD MBD untuk memanggil dinas terkait atau segra membentuk tim khusus dalam melakukan monitoring dan evaluasi secara periodik kepada seluruh mitra penyedia MBG agar kasus-kasus tersebut tidak terulang lagi.
“Ini kita daerah sudah tertinggal, SDM juga rendah, masih saja abaikan hal-hal mendasar tentang bagaimana menyiapkan generasi emas dari Maluku. Jangan kita melihat ini kesempatan untuk berbisnis, tetapi lupa bahwa misi besar yang kita inginkan Bersama, kan begitu. Kasus ini harus mendapat perhatian tidak saja di MBD melainkan Maluku pada umumnya” tegasnya.
Mengakhiri perbincangan dengan awak media, dirinya berharap pihak sekolah dan mitra yang menyediakan makanan bisa sama-sama terbuka ke public agar kasus ini menjadi terang dan tidak berdampak lagi ke pulau-pulau lain di MBD.
Secara detail, jumlah siswa yang mengalami keracunan pihaknya belum mendapatkan data terperinci dari pihak dinas atau sekolah, tetapi kasusnya sekarang menjadi viral dan itu berdampak terhadap pelaksanaan MBG secara nasional. (tim-investigasi)












