Oleh. Fren Lutrun [Editorial Oksibil.id]
Tulisan dengan judul “Masa Depan Papua Pegunungan Dalam Visi Pembangunan Jangka Panjang” ini sengaja kami ambil dari pikiran Bupati Spei Yan Bidana salah seorang tokoh Politik dan juga sebagai Ketua DPD PDIP di Papua Pegunungan tentang muncul pikirannya untuk membangun dengan diawali spirit kearifan local dan budaya. Pikiran ini sebenarnya jarang dilihat dari para pemimpin kita terdahulu karena mereka yang telah lebih dulu cenderung membangunan cukup dengan melaksanakan perintah undang-undang (administrative) yang seyogyanya itu muncul dari pikiran Jakarta yang tidak begitu paham tentang karakteristik suatu wilayah. Karena itu, tidak berlebihan kalau kita harus memberi apresiasi atas alternatif pemikiran yang muncul dari Ketua PDIP Papua Pegunungan ini.
Ini adalah satu terobosan besar di Provinsi Papua Pegunungan yang sebetulnya ada Upaya meramu berbagai gagasan besar untuk meletakan dasar yang kuat untuk Papua Kedepannya. Rupanya konsep Pembangunan berkelanjutan yang berbasis pada Kearifan Lokal dan Kebudayaan adalah kuncinya. Spei Yan Bidana mencontohkan itu dari daerahnya misalkan Kebudayaan Okmekmin. Barangkali cara pandang inilah yang dapat diadopsi para pemikir di Papua untuk seluruh kesatun tanah Papua.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Spei Yan Bidana berangkat dari Filosofi Atanki, Aplim Apom, dimana itu adalah sebuah kesatuan antara tiga dimensi yang tak terpisahkan antara Pencipta, Manusia, dan Alam. Hal ini dapat dimaknai sebagai harmonisasi antara manusia, alam, dan spiritualitas dalam kehidupan masyarakat kebudayaan Okmekmin Pegunungan Bintang. Gagasan ini kemudian akan memunculkan banyak pertanyaan, lantas bagaimana meramu pikiran itu dalam kebijakan politik pemerintahan? Disinilah para pemikir di tanah Papua khususnya Papua Pegunungan harus berfikir karena dari sinilah letak dasar masa depan Papua itu sebenarnya. Luar biasa.
Dari pikiran Bupati Spei Yan Bidana yang juga sebagai Ketua PDIP itu kemudian lahirlah Visi daerahnya tentang pentingnya Masyarakat Sehat, Cerdas, dan Mandiri secara Ekonomi tetapi hal itu harus berbasis pada tatanan budaya dan Tata Ruang lingkungan yang diatur dan bersifat berkelanjutan. Dari visi besar itu tentu saja akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, ada terjadi mutu Pendidikan yang baik, layanan kesehatan, sekaligus untuk memperkuat pelestarian budaya dan identitas local Papua. Dari sini, memang sepitas kita lihat luar biasa, tetapi kemudian banyak tantangan yang menghalangi pikiran besar ini. Memang butuh waktu, butuh kolaborasi antar Lembaga-lembaga pemerintahan dan Masyarakat, dan terutama kesabaran sebab realitas kehidupan di Papua hari ini memang terasa seperti masih “Menghantui” di nalar orang-orang pintar disana.
Ada hal lain yang perlu di pikirkan adalah misalkan infrastruktur dasar, seperti transportasi, telekomunikasi, penerangan, air bersih harus di dukung dengan sumber daya keuangan yang kuat khususnya perhatian pemerintah pusat. Selain itu pula penegakan supremasi hukum untuk menciptakan stabilitas keamanan dan ketertiban sosial penting sekali untuk memperkuat partisipasi Masyarakat, deteksi dini dan mitigasi konflik bagi Pembangunan berkelanjutan.
Daerah dengan jumlah penduduk sebanyak 114 ribu lebih itu tersimpan di dalam kehidupan masyarakat akan kebudayaan Okmekmin, yang berpusat pada Apiwol yang menjadi identitas masyarakat. Pembangunan berkelanjutan dalam pikiran Bupati Spei Yan Bidana itu menginginkan adanya Pusat Spiritual dimana manusia akan bersatu dengan akarnya (Atangki) dan dilahirkan sebagai manusia sejati / manusia Okmekmin, tempat bagi setiap generasi muda dilahirkan sebagai manusia Ok yang sejati. Konsep ini kemudian dipahami sebagai Sekolah Kehidupan, yang akan mewariskan nilai dan kerifan lokal kebudayaan Okmekmin. Pikiran inilah yang dapat kita katakan luar biasa, karena semua yang berporoses dengan adat dan budaya dan hidup sebagai manusia Ok yang sejati tentu saja mampu membawa terobosan besar masa depan Papua. Pikiran ini memang baru muncul dari orang-orang yang berfikir besar dan berjiwa petarung. Untuk Papua keseluruhan hal semacam ini patut dilakukan tergantung siapa pemimpinnya.
Dalam kebudayaan itu, setiap orang akan menjaga, merawat, dan melestarikan tatanan nilai dan norma budaya, dimana menjaga relasi yang harmonis antara Pencipta, Manusia, dan Alam ciptaan sekaligus menjadi Identitas jati diri, persektuan dan persaudaraan manusia Okmekmin.
Konsep Pembangunan berkelanjutkan dengan bersandar pada budaya ini memiliki dampak besar untuk wilayah Okmekmin yang keluar 4 sungai besar di Pulau New Guinea dan berbagai sungai lain, Sungai Mamberamo, Sungai Digul, Sungai Fly dan Sungai Sepik. Kajian Ilmiah menjelaskan orang Papua Melanesia, Aborigin, orang asli Pasifik lain berasal dari New Guinea, dan tersebar di seluruh wilayah tersebut. Sedangkan Kajian etnografi dan kajian arkeologi baik di West Papua maupun PNG menjelaskan leluhur berbagai suku di tanah berasal dari OKMEKMIN dan tersebar di seluruh tanah ini.
Kebudayaan “Okmekmin akan menjadi Pusat Peradaban manusia Melanesia dan Pasifik karena berada pada posisi sentral wilayah kebudayaan Melanesia”. YEPMUM