Editorial Oksibil.id
Satu terobosan besar di Provinsi Papua Pegunungan muncul dari pikiran brilian Bupati Kabupaten Pegunungan Bintang, Spei Yan Bidana yang membangun konsep Pembangunan daerah berkelanjutan yang berbasis pada Kearifan Lokal dan Kebudayaan Okmekmin.
Filosofinya datang dari Atanki, Aplim Apom, sebuah kesatuan tiga dimensi yang tak terpisahkan antara Pencipta, Manusia, dan Alam Ciptaan lainnya yang dimaknai sebagai harmonisasi antara manusia, alam, dan spiritualitas dalam kehidupan masyarakat kebudayaan Okmekmin Pegunungan Bintang.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Bupati Spei Yan Bidana berpikir hal itu tentunya berangkat dari Visi daerah yang dikenal sebagai kota dingin itu tentang pentingnya masyarakat harus Sehat, Cerdas, dan Mandiri secara Ekonomi yang berbasis budaya dan Tata Ruang yang tentunya hal itu harus dilakukan secara berkelanjutan.
Dari dasar visi besar itu tentu saja akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, memperluas akses, meningkatkan mutu Pendidikan, layanan kesehatan yang inklusif, memperkuat pelestarian budaya dan identitas local.
Selain itu mengoptimalkan pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan pendampingan, diversifikasi usaha, tata kelola yang akuntabel, menciptakan lapangan kerja, berbasis potensi lokal secara berkelanjutan.
Misi besar lainnya yaitu tentang mengembangkan infrastruktur dasar yang merata, antara lain transportasi, telekomunikasi, penerangan, air bersih yang inklusif dan berkelanjutan, tata Kelola pemerintahan yang baik, transparan, akuntabel, inklusif, efektif, supermasi hukum dan bagaimana menciptakan stabilitas keamanan dan ketertiban sosial untuk memperkuat partisipasi Masyarakat, deteksi dini dan mitigasi konflik bagi konduktivitas pembangunan.
Daerah dengan jumlah penduduk (data tahun 2024) sebanyak 114.151 jiwa itu tersimpan di dalam kehidupan masyarakat yang kaya akan budaya, tetapi masih menghadapi begitu banyak tantangan pendidikan dan kesehatan. Secara budaya, kebudayaan Okmekmin, berpusat pada Apiwol yang menjadi identitas masyarakat.
Pembangunan berkelanjutan dalam tulisan Bupati Spei Yan Bidana itu menginginkan adanya Pusat Spiritual dimana manusia akan bersatu dengan akarnya (Atangki) dan dilahirkan sebagai manusia sejati / manusia Okmekmin. Tempat bagi setiap generasi mudah (pemuda) dilahirkan sebagai manusia Ok yang sejati. Konsep ini kemudian dipahami sebagai Sekolah Kehidupan, yang akan mewariskan semua nilai dan kerifan lokal kebudayaan Okmekmin.
Dalam kebudayaan itu, setiap orang akan menjaga, merawat, dan melestarikan tatanan nilai dan norma budaya, dimana menjaga relasi yang harmonis antara Pencipta, Manusia, dan Alam ciptaan sekaligus menjadi Identitas jati diri, persektuan dan persaudaraan manusia Okmekmin.
Konsep Pembangunan berkelanjutkan dengan bersandar pada budaya ini memiliki dampak besar untuk wilayah Okmekmin yang keluar 4 sungai besar di Pulau New Guinea dan berbagai sungai lain, Sungai Mamberamo, Sungai Digul, Sungai Fly dan Sungai Sepik. Kajian Ilmiah menjelaskan orang Papua Melanesia, Aborigin, orang asli Pasifik lain berasal dari New Guinea, dan tersebar di seluruh wilayah tersebut. Sedangkan Kajian etnografi dan kajian arkeologi baik di West Papua maupun PNG menjelaskan leluhur berbagai suku di tanah berasal dari OKMEKMIN dan tersebar di seluruh tanah ini.
Kebudayaan “Okmekmin akan menjadi Pusat Peradaban manusia Melanesia dan Pasifik karena berada pada posisi sentral wilayah kebudayaan Melanesia”. (*)
*Terima kasih